QS.
AR-RUUM AYAT 46
46.
dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin
sebagai pembawa berita gembira[1173] dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari
rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya[1174] dan (juga)
supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.
[1173] Pembawa berita gembira
Maksudnya: awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya
dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan
dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
[1174] Yaitu: dengan seizin Allah
dan dengan sekehendak-Nya.
Dalam pemahaman teks kata ‘rih’ (angin) diatas
memiliki dua pengertian, jika disebutkan dengan kata mufrod (tunggal) dengan
kata ‘rih’ berarti angin yang membawa bahaya, musibah dan cobaan.
Sebaliknya jika kata tersebut dalam bentuk jamak (plural) yakni ‘riyah’
maka ia berarti angin yang membawa manfaat dan rahmat. Dahulu
pengetahuan manusia tentang alam sangatlah minim apalagi di padang pasir, jika
awan menggumpal, angin berhembus dan langit mendung maka terlihat bagi
penduduknya bahwa sebentar lagi hujan.
·
Hal ini merupakan kejadian yang luar
biasa saat itu dan menjadi pemandangan yang baik. Karenanya ini adalah ‘mubasyirot’
yakni kabar gembira yang sangat banyak dari Allah Swt.
·
Begitu pula bagi orang tertentu
sekarang apakah ia penjual kerupuk, penjemur pakaian dan lainnya, angin
merupakan ni’mat yang basar dan kabar gembira bagi orang yang merasakannya.
·
Manfaat lain juga dapat dirasakan
oleh para nelayan, angin sangat berarti untuk perjalanan jauh mereka untuk
menunjuk arah dan menghembuskan layar perahu mereka. Kini, ketika pengetahuan
berkembang dan teknologi meningkat maka angin juga sangat bermanfaat.
·
Karenanya diketahui dalam ilmu
pengetahuan bahwa perkembangbiakan atau penyerbukan bunga atau pohon tertentu
sangat tergantung dengan angin.
·
Udara dengan hembusan angin yang
sejuk akan memberikan kepada orang menghirup udara segar itu tanpa harus
menggunakan alat pendingin atau AC. Dengan demikian angin memiliki manfaat yang
banyak dan Allah menyebut angin ini dengan ’mubasyirot’ kabar gembira.
Kata mubasyirot disini Allah menyebutkan dalam bentuk jamak
(plural) yang berarti banyak memberi manfaat dan kabar gembira. Selanjutnya
Allah Swt melanjutkan firman-Nya ’untuk merasakan kepadamu sebagian dari
rahmat-Nya’.
Ibnu Katsir menyebutkan
bahwa diantara rahmat-Nya Allah akan menurunkan air hujan dan menghidupkan
manusia serta menjadikan negeri makmur. Turunnya hujan disini disebutkan Ibnu
Katsir merupakan rahmat Allah Swt yang diturunkan dengan kadarnya yang cukup.
permasalahan kini yang menyebabkan hujan itu menjadi bencana, karena manusia
pada hakikatnya tidak memakmurkan bumi secara baik, penjelasan itu sudah
dibahas sebelumnya dalam surat Ar-Rum ayat 41. .
Ayat ini memiliki korelasi yang kuat antara kapal berlayar sesuai
perintah Allah dengan mencari rezeki dengan bertujuan agar manusia bersyukur
kepada-Nya. Diceritakan dalam al-Qur’an bahwa Nabi Khidr bersama
Nabi Musa ketika mereka melihat perahu sedang berlayar, maka Nabi Khidr
menghentikan perahu tersebut lalu merusakannya, karena disana terdapat penguasa
zhalim yang akan mengambil perahu yang melewati kekuasaannya. Dalam cerita di
atas dapat diketahui bahwa perkembangan ekonomi saat itu cukup pesat dengan
berkembangnya ekonomi lautan dengan menggunakan transportasi laut yang dipakai
untuk berpindah dari satu tempat, pulau, negeri ke tempat lain. Karenanya angin
memberikan manfaat yang besar kepada para pelayar laut saat itu.
Diceritakan pula suatu kali ada seorang shahabat Nabi di zaman
Rasul Saw memiliki kebun, kebun tersebut indah sampai tidak pernah kering.
Shahabat Nabi Ibnu Abbas pun terheran kebunnya tak pernah kering sedikitpun,
lalu ia bertanya kepada orang tersebut. Laki-laki itu menjawab bahwa ia tidak
berbuat apa-apa kecuali bersyukur kepada Allah dengan memberi shadaqoh 1/3
(sepertiga) dari kebunnya itu. Subhanallah ni’matnya manusia jika ia taat,
bersyukur kepada Allah pastilah Allah akan menambahkan karunia kepada
hamba-Nya. Namun demikian, ni’mat lain yang begitu besar dari Allah Swt
sebagaimana yang disebutkan dalam surat ar-Rahman, tetapi kebanyakan manusia
mendustakannya yaitu keni’matan mendapat wahyu dan keni’matan mendapat risalah
(ni’mat hidayah). Ni’mat hidayah ini merupakan ni’mat yang amat agung sampai
Allah Swt menyebutkan dalam hal ini dengan Alyauma akmaltu lakum
diinakum, waatmamtu ‘alaikum ni’matii, warodhiitu lakumul Islaami Diinaa. (Hari
ini telah Kusempurnakan kepada kalian agama kalian, dan telah kusempurnakan
kepada kalian ni’mat-Ku serta Aku ridho Islam sebagai agama kalian)
JANGAN MENCACI ANGIN, KARENA ANGIN ITU DIPERINTAHNYA
Angin
itu bertiup mengikuti perintah-Nya dan setelah mendapatkan izin dari-Nya. Angin
adalah makhluk yang diatur dan diperintahkan. Dia tidak bisa datang atau pun
pergi baik di waktu pagi atau pun sore kecuali dengan seizin Tuhannya yang
merupakan zat yang mengatur dirinya.
Semua
gerakan angin itu dengan seizin-Nya. Semua tiupan angin itu dengan
perintah-Nya. Sekali lagi, angin adalah makhluk yang diatur dan diperintah.
Terkadang dia datang dengan membawa kabar gembira dan rahmat Allah. Di waktu
yang lain, dia membawa adzab dan hukuman Allah. Segala urusan sepenuhnya ada di
tangan Allah.
Angin
adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Sepantasnya seorang mukmin mengambil
pelajaran dengan keberadaan angin. Dengan angin, seorang hamba mengetahui
betapa agungnya Allah, zat yang mengatur angin.
Dalam
angin terdapat pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan
yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ
مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ
وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda
kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira
dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat
berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya.
Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. Ar Rum: 46).
وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ
الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Yang artinya, “Dan pengisaran angin dan awan
yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. al Baqarah: 164).
Memang
benar, angin hanya menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
Mereka memutar akal mereka untuk mengambil manfaat dan pelajaran dari berbagai
tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Dialah sang pengatur alam semesta
dan menunjukkan bahwa Dia adalah zat yang agung karena memiliki segala sifat
kesempurnaan.
Angin
itu terkadang menjadi hukuman dan siksaan, di samping terkadang menjadi nikmat
dan rahmat. Itu semua terjadi dengan perintah Allah. Dalam sebuah hadits yang
sahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
mencaci maki angin dengan alasan bahwa angin itu sekedar makhluk yang diatur
dan diperintah.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah
kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.
Diaturnya
angin oleh Allah adalah sebuah nikmat yang sangat besar bagi manusia. Hendaknya
kita merasakan adanya nikmat tersebut dan nilainya serta menyadari manfaat yang
kita petik darinya. Seandainya angin itu tidak diatur oleh Allah tentu tidak
akan ada kehidupan bagi manusia. Dunia hewan dan tumbuh-tumbuhan pun akan kacau
balau. Makanan akan rusak dan busuklah seluruh penjuru bumi.
Pengaruh
dan manfaat angin itu sangat banyak, tak terhitung. Seandainya angin itu hanya diam
dan tenang tidak bergerak atau bertiup maka seluruh bagian bumi ini terutama
tumbuh-tumbuhan akan busuk. Hewan-hewan akan menjadi bangkai.
Jadi
bertiupnya angin itu sebuah nikmat. Karenanya ada pergerakan udara. Udara pun
menjadi bersih dan jernih. Berbagai penyakit hilang dan berbagai nikmat,
kebaikan dan manfaat besar pun datang. Semua itu karena angin yang diatur oleh
Allah.
Terkadang
Allah mengirim angin yang mendorong mendung yang memuat hujan. Hujan adalah
kabar gembira dan pembawa berbagai kebaikan. Masih banyak manfaat dan hasil
yang akan dirasakan oleh manusia oleh sebab angin. Oleh karena itu, dalam al
Qur’an kita jumpai Allah menyebut angin dalam bentuk jamak. Hal ini
mengisyaratkan banyak dan besarnya manfaat yang Allah letakkan pada angin.
Terkadang
Allah mengirimkan angin sebagai siksaan dan hukuman. Angin datang membawa adzab
yang menjadi sebab mati dan hancurnya manusia, tetumbuhan dan berbagai
binatang. Hal ini terjadi sebagai hukuman Allah dan pelajaran yang bisa dipetik
oleh orang yang mau mengambil pelajaran.
Di
antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman
yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud.
Allah hancurkan mereka dengan angin.
وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ
الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41)مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ
كَالرَّمِيمِ (42)
Yang
artinya, “Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan
kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang
dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS
adz Dzariyat:41-42).
Dalam
kisah yang Allah tuturkan dalam al Qur’an, pada saat angin adzab datang, saat
pertama kali mengetahui hal tersebut, kaum ‘Aad beranggapan bahwa angin
tersebut membawa awan yang akan menurunkan hujan. Mereka anggap bahwa angin
tersebut adalah angin pembawa nikmat dan kabar gembira.
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ
أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ
بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24)تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا
فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ
الْمُجْرِمِينَ (25)
“Maka tatkala mereka melihat
azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka,
“Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan Itulah
azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung
azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya.
Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat
tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa” (QS al Ahqof:24-25).
Yang
dimaksud ‘tidak ada yang kelihatan lagi kecuali
(bekas-bekas) tempat tinggal mereka’ adalah
tidak ada lagi satu pun orang yang hidup di dalam rumah-rumah mereka. Artinya
seluruh mereka hancur dan mati disebabkan angin tersebut cukup dalam sekejap
mata saja dengan sekali hembusan.
Sungguh
ini adalah tanda dan bukti kekuasaan Allah yang sangat besar. Seyogyanya
orang-orang yang beriman mengambil pelajaran darinya.
Di
antara hal yang luar biasa dalam angin adalah dia bisa memahami perintah dan
mentaati Tuhannya. Dia laksanakan semua perintah-Nya.
Di
antara hal yang unik dalam angin adalah setiap hari Jumat angin itu merasa
takut. Angin itu paham bahwa hari Kiamat akan terjadi pada hari Jumat.
Karenanya setiap hari Jumat angin merasa takut dan khawatir jangan-jangan
Kiamat akan terjadi. Hal ini disebabkan Allah memberi kemampuan untuk memahami
bagi angin.
Dalam
Sunan Ibnu Majah terdapat hadits yang kualitas sanadnya sahih, Nabi bercerita
tentang hari Jumat. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam katakan,
“Pada hari Jumat Kiamat akan terjadi”.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidak
ada satu pun malaikat, langit, bumi, angin, gunung ataupun lautan melainkan
merasa takut dan khawatir pada hari Jumat”.
Makhluk-makhluk
ini merasa khawatir dengan terjadinya Kiamat pada hari Jumat.
Angin
merasa takut dengan terjadinya Kiamat. Langit merasa takut. Bumi merasa takut.
Lautan pun merasa takut. Sayangnya, mayoritas manusia lalai dan tidak
memikirkan akan terjadinya Kiamat.
Sepatutnya
kita mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah ini. Hendaknya hati
kita merasa tergerak karena beriman, menghadapkan hati, bertaubat dan kembali kepada
Allah.
Terdapat
dalam hadits yang sahih dari Nabi kita shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa ketika angin bertiup kencang dan
berhembus dengan kuat seorang muslim berkewajiban untuk menghadapkan hatinya
kepada Allah dengan memohon, berharap kepada Allah akan kebaikan angin tersebut
dan meminta perlindungan kepada Allah akan keburukan angin tersebut.
Dalam
sahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi kita shallallahu
‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah
sesungguhnya aku meminta kebaikan angin ini dan kebaikan yang dibawanya. Aku
berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan yang dibawanya”.