AL-ANBIYAA (21) : 100-103
100. mereka merintih di dalam api
dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.
101.
bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari
Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,
102.
mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka, dan mereka kekal dalam
menikmati apa yang diingini oleh mereka.
103.
mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan
mereka disambut oleh Para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu
yang telah dijanjikan kepadamu".
{لَهُمْ
فِيهَا زَفِيرٌ}
Mereka merintih di dalam api. (Al-Anbiyai 100)
Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain
melalui firman Allah Swt.:
106. Adapun orang-orang yang
celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan
menarik nafas (dengan merintih),
-
Yang dimaksud dengan zafir ialah embusan napas, sedangkan yang
dimaksud dengan syahiq ialah tarikan napas.
-
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Fudail, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman
Al-Mas'udi, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ibnu Mas'ud r.a. pernah
berkata, "Apabila yang tertinggal di dalam neraka hanyalah
orang-orang yang ditakdirkan kekal di dalamnya, maka mereka dimasukkan ke dalam
peti-peti dari api yang dipaku dengan api pula mengunci mereka.
-
Tiada seorang pun yang melihat mereka sedang diazab kecuali orang-orang
yang bersangkutan sendiri." Kemudian Abdullah ibnu Mas'ud membaca
firman-Nya: Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa
mendengar. (Al-Anbiya: 100)
-
Ibnu Mas'ud r.a. membacanya layusma'un,
yakni suara rintihan mereka di dalam neraka tidak dapat didengar
(pent).
-
Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hajjaj ibnu Muhammad, dari
Al-Mas'udi, dari Yunus ibnu Hibban, dari Ibnu Mas'ud,
-
Dan mereka berteriak di dalam Neraka itu :
37. dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan
Kami, keluarkanlah Kami niscaya Kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan
dengan yang telah Kami kerjakan". dan Apakah Kami tidak memanjangkan
umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami)
dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS. Fathir, 35:37).
-
Penduduk neraka akan menangis sampai air mata mereka habis,
sehingga yang keluar dari matanya adalah darah, ya darah, bukan
air lagi! Mereka merintih dan memohon agar dapat dikeluarkan dari siksa neraka,
mereka berjanji akan beramal shalih jika dikembalikan di dunia. Namun harapan
mereka adalah harapan kosong dan doa mereka adalah doa yang sia-sia. Malaikat berkata:
“SESUNGGUHNYA KALIAN AKAN TETAP BERADA DI NERAKA INI.” Dikarenakan :
1.
TIDAK MENGIKUTI AL QUR’AN
-
Penghuni Neraka amat menyesal telah mendustakan ayat-ayat Allah
SWT sewaktu di Dunia sehingga mereka jadi masuk Neraka, sebagaimana digambarkan
dalam firman-Nya :
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke
Neraka, lalu mereka berkata: "KIRANYA KAMI DIKEMBALIKAN (KE DUNIA) DAN
TIDAK MENDUSTAKAN AYAT-AYAT ROBB KAMI, serta menjadi orang-orang yang
beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). (QS.
Al An’am, 6:27).
2.
TIDAK MENJADI MUSLIM
-
Penghuni Neraka menyesal karena sewaktu di Dunia tidak menjadi
seorang muslim, sebagaimana digambarkan dalam firman Allah SWT :
Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat)
menginginkan, KIRANYA MEREKA DAHULU (DI DUNIA) MENJADI ORANG-ORANG MUSLIM. (QS.
Al Hijr, 15:2).
Maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) NISCAYA
KAMI MENJADI ORANG-ORANG YANG BERIMAN". (QS. As Syu’ara, 26:102).
3.
TIDAK TAAT PADA ALLAH SWT DAN ROSUL-NYA
-
Penghuni Neraka juga menyesali karena sewaktu di Dunia tidak
taat kepada Alloh dan Rosul-Nya, sebagaimana firman Alloh SWT sebagai berikut :
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam Neraka,
mereka berkata: "Alangkah baiknya, ANDAIKATA KAMI TAAT KEPADA ALLAH DAN
TAAT (PULA) KEPADA ROSUL". (QS. Al Ahzab, 33:66).
4.
TIDAK BERAMAL SHOLEH
-
Penghuni Neraka sangat menyesal karena sewaktu di Dunia tidak
sempat melakukan kegiatan amal sholeh bahkan sering meninggalkannya, seperti
meninggalkan sholat dan meninggalkan bahkan melalaikannya amanah-amanah yang
telah diberikannya. Penyesalan penghuni Neraka ini digambarkan dalam firman-Nya
:
Dan pada hari itu diperlihatkan Neraka Jahannam; dan pada hari
itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia
mengatakan: "ALANGKAH BAIKNYA KIRANYA AKU DAHULU MENGERJAKAN (AMAL SALEH)
UNTUK HIDUPKU INI". (QS. Al Fajr, 89:23-24).
HADITS SHAHIH TENTANG DZULQA’DAH
Hadis dari Abu Bakrah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ
السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ
حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ
وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah
menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya
ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah,
dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan
Sya’ban.” (HR. Bukhari 3197 & Muslim 4477)
Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اعْتَمَرَ
أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ إِلَّا الَّتِي مَعَ حَجَّتِهِ:
عُمْرَةً مِنَ الْحُدَيْبِيَةِ، أَوْ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ،
وَعُمْرَةً مِنَ الْعَامِ الْمُقْبِلِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan umrah sebanyak
empat kali, semuanya di bulan Dzul Qo’dah, kecuali umrah yang dilakukan bersama
hajinya. Empat umrah itu adalah umrah Hudaibiyah di bulan Dzul Qo’dah, umrah
tahun depan di bulan Dzul Qo’dah, (HR. Bukhari 1780 & Muslim 1253)
Masyarakat jahiliyah dan Bulan Dzulqa’dah
Masyarakat arab sangat menghormati bulan-bulan haram, baik di
masa jahiliyah maupun di masa islam, termasuk diantaranya bulan Dzul
Qo’dah. Di zaman jahiliyah, bulan Dzul Qo’dah merupakan kesempatan
untuk berdagang dan memamerkan syair-syair mereka. Mereka mengadakan
pasar-pasar tertentu untuk menggelar pertunjukkan pamer syair, pamer
kehormatan suku dan golongan, sambil berdagang di sekitar Mekkah, kemudian
selanjutnya mereka melaksanakan ibadah haji. Bulan ini menjadi bulan
aman bagi semuanya, satu sama lain tidak boleh saling mengganggu. (Khazanatul
Adab, 2/272)
Ada beberapa pasar yang mereka gelar di bulan Dzul Qo’dah,
diantaranya adalah pasar Ukkadz. Letak pasar ini 10 mil dari Thaif ke
arah Nakhlah. Pasar Ukkadz diadakan sejak hari pertama Dzul Qo’dah hingga
hari kedua puluh. (Al Mu’jam Al Wasith, kata: Ukkadz) Setelah pasar Ukkadz
selesai, mereka menggelar pasar Majinnah di tempat lain. Pasar ini
digelar selama 10 hari setelah selesainya pasar Ukkadz. Setelah selesai
berdagang dan pamer syair, selanjutnya mereka melaksanakan ibadah haji.
(al-Aqdul Farid, 2/299).
Bulan Dzulqadah Termasuk Bulan Haram
Bulan Dzulqadah saat ini termasuk bulan haram yakni bulan suci.
Pada bulan suci semacam bulan ini dilarang keras melakukan tindak kejahatan dan
maksiat.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas
bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS.
At Taubah: 36)
Disebut dengan bulan haram karena pada bulan tersebut
diharamkan maksiat dengan keras, begitu pula pembunuhan. Demikian kata
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab beliau Taisir Al Karimir
Rahman.
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan
tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci,
a.
melakukan maksiat pada
bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan
b.
amalan sholeh yang
dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif,
207)
Dalam Tafsir Al Jalalain disebutkan, “Janganlah
menzhalimi diri kalian sendiri”, yaitu janganlah berbuat maksiat pada
bulan-bulan haram karena dosanya lebih besar.
(QS. Al Munaafiquun, 63:10).
(#qà)ÏÿRr&ur `ÏB $¨B Nä3»oYø%yu `ÏiB È@ö6s% br& ÎAù't ãNä.ytnr& ßNöqyJø9$# tAqà)usù Éb>u Iwöqs9 ûÓÍ_s?ö¨zr& #n<Î) 9@y_r& 5=Ìs% X£¢¹r'sù `ä.r&ur
z`ÏiB
tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÉÈ
-
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu lalu ia berkata:
"YA ROBB-KU, MENGAPA ENGKAU TIDAK MENANGGUHKAN (KEMATIAN)KU SAMPAI WAKTU
YANG DEKAT, YANG MENYEBABKAN AKU DAPAT BERSEDEKAH DAN AKU TERMASUK ORANG-ORANG
YANG SHOLEH?".
5.
MENGIKUTI ORANG KAFIR
-
Penghuni Neraka sangat menyesal karena telah salah dalam
mengambil pemimpin sewaktu di Dunia, yaitu pemimpin orang-orang kafir,
sebagaimana firman-Nya :
tA$s%ur
tûïÏ%©!$#
(#qãèt7¨?$#
öqs9
cr&
$oYs9
Zo§x.
r&§t6oKoYsù
öNåk÷]ÏB
$yJx.
(#râä§t7s?
$¨ZÏB
3
y7Ï9ºxx.
ÞOÎgÌã
ª!$#
öNßgn=»yJôãr&
BNºuy£ym
öNÍkön=tæ
(
$tBur
Nèd
tûüÅ_Ì»yÎ/
z`ÏB
Í$¨Y9$#
ÇÊÏÐÈ
Dan berkatalah orang-orang yang
mengikuti: "SEANDAINYA KAMI DAPAT KEMBALI (KE DUNIA), PASTI KAMI AKAN
BERLEPAS DIRI DARI MEREKA, SEBAGAIMANA MEREKA BERLEPAS DIRI DARI KAMI."
Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi
sesalan bagi mereka dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api Neraka.
(QS. Al Baqoroh, 2:167).
`tBur È,Ï%$t±ç tAqߧ9$# .`ÏB Ï÷èt/ $tB tû¨üt6s? ã&s! 3yßgø9$# ôìÎ6Ftur uöxî È@Î6y tûüÏZÏB÷sßJø9$# ¾Ï&Îk!uqçR $tB 4¯<uqs? ¾Ï&Î#óÁçRur zN¨Yygy_ (
ôNuä!$yur #·ÅÁtB ÇÊÊÎÈ
DAN BARANGSIAPA YANG MENENTANG RASUL SESUDAH JELAS KEBENARAN
BAGINYA, DAN MENGIKUTI JALAN YANG BUKAN JALAN ORANG-ORANG MUKMIN, Kami biarkan
ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia
ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. An Nisa,
4:115).
6.
SALAH MEMILIH TEMAN (PERGAULAN)
-
Penghuni Neraka juga sangat menyesal karena sewaktu di Dunia
salah memilih teman akrabnya. Ternyata teman akrabnya membawanya kedalam
Neraka, sebagaimana firman-Nya : (QS. Al Furqon, 25:27-29).
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit
dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rosul". KECELAKAAN BESARLAH BAGIKU, KIRANYA AKU (DULU) TIDAK
MENJADIKAN SIFULAN ITU TEMAN AKRAB(KU). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku
dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku dan adalah syaithon
itu tidak mau menolong manusia.
TAFSIR AYAT 101
{إِنَّ
الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى}
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka
ketetapan yang baik dari Kami. (Al-Anbiya:
101)
Menurut Ikrimah, kebaikan itu berupa rahmat. Sedangkan menurut yang lain adalah kebahagiaan.
{أُولَئِكَ
عَنْهَا مُبْعَدُونَ}
mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101)
-
Setelah menceritakan keadaan ahli neraka dan siksaan yang dialami
mereka karena kemusyrikan mereka kepada Allah, lalu Allah mengiringinya dengan
kisah tentang orang-orang yang berbahagia, yaitu orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.
-
Mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan kebahagiaannya oleh
Allah, berkat amal-amal saleh yang telah mereka kerjakan selama di dunia.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:
{لِلَّذِينَ
أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ}
Bagi
orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26)
{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}
Tidak
ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
(Ar-Rahman: 60)
-
Sebagaimana mereka telah berbuat kebaikan di dunia, maka
1. Allah berbuat baik pula saat
kepulangan mereka, juga
2. Memberi mereka pahala serta
3. Menyelamatkan mereka dari azab
dan
4. Memberikan kepada mereka pahala
yang berlimpah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{أُولَئِكَ
عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا}
mereka
itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka. (Al-Anbiya: 101-102)
-
Yakni mereka tidak mendengar suara apinya yang membakar tubuh-tubuh
yang ada di dalamnya.
-
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari ayahnya, dari Abu Usman
Al-Hariri, dari Abu Usman sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka.
(Al-Anbiya: 102)
-
Yaitu suara ular-ularnya yang ada di atas Sirat mematuki ahli
neraka. Bila ular-ular itu mematuki mereka, ia mengeluarkan suara
tertentu.
Tentang
azab orang kafir
-
Dalam
sebuah dialog antara Nabi dan sahabat, Rasul
bersabda : Adakah engkau ketahui, kepada siapa diturunkan ayat ini? Thaha/20
ayat 124 :
(Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit)
-
Para
sahabat pun menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
-
Nabi Bersabda: azab
bagi orang kafir di dalam kuburnya itu berupa siksa sembilan puluh sembilan tinnin. Tahukakah kamu apa itu
tinnin? Yaitu sembilan puluh sembilar ular. Sedang tiap-tiap ular
itu mempunyai tujuh kepala yang mencakar, menjilat (menggigit) dan meniup hingga bengkak pada tubuh orang kafir.
Adzab itu berlangsung hingga kiamat
(Al-Hadist).
-
Imam
Al-Ghazali menyebutkan, bahwa azab itu merupakan jelmaan
dari sifat-sifat yang tercela, dari sombong, riya, dengki, tipu, busuk hati dan
sifat-sifat lainnya, yang berbilang-bilang dan bercabang-cabang. Sehingga
akhirnya menjelma di alam kubur berupa kalajengking dan ular.
°°SYUJA'UL AQRA°°
-
Ular yang ditugaskan untuk menyiksa muslimin yang melalaikan shalat fardhu di alam kubur.
-
Allah yang akan memasukan ular berbisa itu ke dalam
kubur (orang2 yang meninggalkan Shalat Wajib).
a.
Kedua mata ular itu terbuat dari api
neraka,
b.
kuku kukunya terbuat dari besi,
panjang setiap kukunya sepanjang sehari perjalanan. Ular itu akan memekik
kepadanya, "Saya adalah Syuja'ul Aqro'! " suaranya seperti petir yang
menyambar..
Ia berkata lagi :
"Tuhanku
telah memerintahkan aku untuk menderamu, karena
1.
kamu telah menyia-nyiakan waktu shalat subuh hingga
ke waktu zhuhur,
2.
karena kamu telah menyia-nyiakan waktu shalat zhuhur
hingga ke waktu ashar,
3.
karena kamu telah menyia-nyiakan waktu shalat ashar
hingga ke waktu magrib,
4.
karena kamu telah menyia-nyiakan waktu shalat magrib
hingga ke waktu isya,
5.
karena kamu telah menyia-nyiakan waktu shalat isya
hingga ke waktu subuh".
-
Setiap pukulan akan membenamkan orang itu ke dalam
tanah sedalah tujuh puluh hasta,
-
lalu dengan kukunya ular itu akan mencungkilnya lagi
keluar dari tanah, terus berulang-ulang sampai ke hari Kiamat.
(Kitab
Tanbihul Ghafilin)
"Semoga Allah SWT selamatkan kita semua dari ngerinya siksa
kubur.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ
أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan
kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari
kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
TAFSIR AYAT 102
{وَهُمْ
فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ}
dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini
oleh jiwa mereka. (Al-Anbiya: 102)
-
Allah menyelamatkan mereka dari semua yang dihindari dan yang dibenci,
juga memberikan kepada mereka semua yang diminta dan yang disukai.
-
Ibnu Abu Hatim mengatakan, bahwa Ali , Umar, Usman termasuk dari mereka, juga Talhah
dan Abdur Rahman. Atau Ali menyebutkan bahwa Sa'd termasuk dari mereka.
-
Mereka adalah kekasih-kekasih Allah, mereka melalui Sirat dengan
kecepatan yang lebih cepat daripada kilat, lalu yang tertinggal adalah
orang-orang kafir, mereka berada di neraka dalam keadaan berlutut.
-
Menurut suatu pendapat, mereka adalah
1. para malaikat,
2. Isa, dan lain sebagainya
3. Uzair
Rasulullah Saw, bersabda:
كُلُّ مَنْ أحَبَّ أَنْ يُعْبَدَ
مِنْ دُونِ اللَّهِ فَهُوَ مَعَ مَنْ عَبَدَهُ، إِنَّهُمْ إِنَّمَا يَعْبُدُونَ
الشَّيَاطِينَ وَمَنْ أمَرَتْهُم بِعِبَادَتِهِ.
Setiap orang yang suka disembah selain Allah, maka dia
dikumpulkan bersama orang-orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka hanya
menyembah setan dan mengikuti orang yang memerintahkan mereka agar
menyembahnya.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ. لا
يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ}
Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka
ketetapan yang baik dari Kami, mereka dijauhkan dari neraka, mereka tidak
mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa
yang diingini oleh jiwa mereka. (Al-Anbiya:
101-102)
Firman Allah Swt.:
{لَا
يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ}
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat). (Al-Anbiya: 103)
-
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah kematian, menurut apa
yang diriwayatkan oleh Abdur Razzaq, dari Yahya ibnu Rabi'ah, dari Ata.
-
Menurut pendapat lainnya, maksudnya ialah tiupan sangkakala, menurut
Al-Aufi, dari Ibnu Abbas dan Abu Sinan Sa'id ibnu Sinan Asy-Syaibani; pendapat
inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir di dalam kitab tafsirnya.
-
Menurut pendapat yang lainnya lagi, maknanya ialah saat seorang hamba
diperintahkan untuk masuk neraka; pendapat ini dikatakan oleh Al-Hasan
Al-Basri.
-
Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah saat
neraka ditumpahkan kepada para penghuninya; pendapat ini dikatakan oleh Sa'id
ibnu Jubair dan Ibnu Juraij.
-
Pendapat yang lainnya lagi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah saat
maut disembelih di antara surga dan neraka; pendapat ini dikatakan oleh
Abu Bakar Al-Huzali, menurut riwayat yang dikemukakan oleh Ibnu Abu Hatim
bersumber darinya.
*******************
{وَتَتَلَقَّاهُمُ
الْمَلائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata), "Inilah hari kalian yang
telah dijanjikan kepada kalian." (Al-Anbiya: 103)
Yakni para malaikat berkata kepada mereka,
memberitahukan akan datangnya hari kembali mereka (kepada Allah), yaitu disaat
mereka dikeluarkan dari kuburnya. Perkataan para malaikat itu ialah:
{هَذَا
يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada
kalian. (Al-Anbiya: 103)
Yaitu berharaplah kalian untuk memperoleh balasan yang
menyenangkan kalian.
Banyak
ayat di dalam al-Qur’an yang menjelaskan tentang percakapan yang terjadi di akhirat kelak. Percakapan tersebut ada yang
terjadi
1.
antara
malaikat dan penghuni surga serta neraka,
2.
antara
penghuni surga dan penghuni neraka,
3.
maupun
antara sesama penghuni surga atau neraka.
Allah
menjelaskan percakapan di dalam surga dan neraka secara berulang-ulang. Hal ini
merupakan indikasi bahwa Allah ingin agar kita memperhatikan.
Oleh karena itu, tugas kita adalah memperhatikannya, dengan harapan untuk
mendapatkan surga dan berusaha untuk melindungi diri dari api neraka.
Antara
Malaikat dan penghuni Surga
-
Malaikat
adalah makhluk yang paling taat kepada Allah, tidak pernah membangkang perintah
Allah ataupun melakukan perbuatan dosa.
-
Mereka
adalah hamba yang dimuliakan, selalu memuji Allah, bertasbih serta
mengagungkan asma Allah. Mereka selalu ada bersama manusia sejak manusia
masih berupa janin hingga maut menyapa.
-
Merekalah
yang diutus oleh Allah untuk meniupkan ruh ke dalam janin, mereka mencatat
perbuatan baik dan buruk, dan mencabut ruh dari tubuh kita pada saat kematian.
-
Setelah
kematian pun manusia masih akan terus bersama para malaikat utusan Allah,
bahkan saat itu manusia dapat berkomunikasi kepada mereka.
-
Salah
satu ayat yang menjelaskan percakapan antara malaikat dan penghuni Surga adalah
firman Allah dalam surat az-Zumar: 73-74.
وَسِيقَ
الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا
وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ
فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ (73) وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا
وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الأرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ
فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Dan
orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga
berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga
itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu,
berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di
dalamnya.” Dan mereka mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi
janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini,
sedangkan kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana
saja kami kehendaki.” Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang
yang beramal.”
-
Ibnu
Katsir ketika menjelaskan, ayat ini menceritakan, keadaan orang-orang yang
bahagia, yaitu orang-orang mukmin, pada saat mereka digiring untuk dimasukkan
ke dalam surga secara berombong-rombongan.
-
Masing-masing
rombongan digabungkan bersama orang-orang yang setara kedudukannya, yaitu
1.
para
nabi dengan para nabi,
2.
kaum
siddiqin bersama orang-orang yang setara dengan mereka,
3.
para
syuhada bersama orang yang sejenis dengan mereka, dan
4.
para
ulama bersama teman-temannya;
5.
setiap
golongan bersama golongan yang setingkat satu sama lainnya.
-
Ketika
mereka telah melampaui sirat, mereka diberhentikan di sebuah jembatan yang
memisahkan antara surga dan neraka, kemudian dilakukanlah hukum qisas
yang terjadi di antara mereka ketika di dunia. Setelah diri mereka telah
dibersihkan dan diri mereka telah suci dari dosa-dosa, barulah mereka diizinkan
untuk memasuki surga.
-
Ketika
mereka telah sampai ke surga, para malaikat penjaga surga menyambut kedatangan
mereka dengan berita gembira, salam, dan pujian.
-
Sebagaimana
Malaikat Zabaniyah (malaikat juru siksa) menyambut kedatangan orang-orang kafir
dengan caci maki dan kecaman. Maka apabila hal itu terjadi, ahli surga merasa
berbahagia, senang, gembira, dan riang; masing-masing merasakannya sesuai
dengan kenikmatan yang telah disediakan baginya di dalam surga.
-
Mereka
berkata, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah
kamu!” Yakni alangkah baiknya amal perbuatan dan ucapan kalian, alangkah
baiknya usaha kalian, dan alangkah baiknya balasan pahala kalian. “Maka
masukilah surga ini, sedangkan kamu kekal di dalamnya.” Tinggallah kalian
di dalamnya untuk selama-lamanya, kalian tidak akan mau pindah darinya.
-
Orang-orang
mukmin itu apabila telah menyaksikan pahala mereka yang berlimpah di dalam
surga dan pemberian yang besar, nikmat yang abadi, dan kerajaan yang besar,
maka pada saat itu mereka mengatakan: Segala puji bagi Allah yang telah
memenuhi janji-Nya kepada kami.” Apa yang mereka dapatkan sebagaimana yang
mereka harapkan dan panjatkan kepada Allah selama hidup mereka.
رَبَّنَا وَآتِنَا مَا
وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا
تُخْلِفُ الْمِيعَادَ}
Ya Tuhan
kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan
rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. (Ali Imran: 194)
Dan
mereka mengatakan pula dalam doanya:
{وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ
لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ}
dan
mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami
ke (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk
kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul
Tuhan kami, membawa kebenaran” (QS. Al-A’raf: 43)