Ayat
97
{وَاقْتَرَبَ
الْوَعْدُ الْحَقُّ}
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. (Al-Anbiya: 97)
Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara,
keguncangan dan kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat. Dan bilamana
hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, Haadzaa
Yaumun ‘Asirr ("Ini adalah hari yang sangat sulit".)
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{فَإِذَا
هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا}
maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang
kafir. (Al-Anbiya: 97)
karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan
peristiwa-peristiwa yang besar di hari kiamat itu.
{يَا
وَيْلَنَا}
Aduhai, celakalah kami. (Al-Anbiya: 97)
Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah
kami,"
قَدْ
كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا}
Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. (Al-Anbiya: 97)
Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari
kiamat.
{بَلْ
كُنَّا ظَالِمِينَ}
bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 97)
Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya
sendiri. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka.
Pada hari kiamat, Allah Ta’ala akan menampakkan amal baik dan amal
buruk seorang hamba untuk memberikan balasan yang adil (hisab). Para ulama
berbeda pendapat, apakah hisab pada hari kiamat ini berlaku untuk semua manusia,
baik muslim ataupun kafir, atau hanya khusus berlaku untuk orang-orang beriman
saja? Para ulama berbeda menjadi dua pendapat.
Pertama, orang kafir akan dihisab pada hari kiamat.
Mereka berdalil dengan firman Allah Ta’ala,
وَلَوْ تَرَى
إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى
وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ
“Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada
Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang mengharukan). Allah berfirman,
“Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan
kami.” Allah berfirman, “Karena itu rasakanlah adzab ini, disebabkan kamu
mengingkari(nya)” (QS. Al-An’am [6]: 30).
Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّ إِلَيْنَا
إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26(
“Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka kembali. Kemudian
sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka” (QS. Al-Ghasyiyah
[88]: 25-26).
Mereka juga berdalil dengan firman Allah Ta’ala,
وَقَالَ
الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا اتَّبِعُوا سَبِيلَنَا وَلْنَحْمِلْ
خَطَايَاكُمْ وَمَا هُمْ بِحَامِلِينَ مِنْ خَطَايَاهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِنَّهُمْ
لَكَاذِبُونَ (12 (وَلَيَحْمِلُنَّ
أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (13(
“Dan berkatalah orang-orang kafir kepada orang-orang yang
beriman, “Ikutilah jalan kami, dan nanti kami akan memikul dosa-dosamu.” Dan
mereka (sendiri) sedikit pun tidak (sanggup) memikul dosa-dosa mereka.
Sesungguhnya mereka adalah benar-benar orang pendusta. Dan sesungguhnya mereka
akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban- beban (dosa yang lain) di samping
beban-beban mereka sendiri. Dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari
kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan” (QS. Al-‘Ankabuut
[29]: 12-13).
Pendapat Kedua, mereka tidak akan dihisab pada hari kiamat.
Para ulama yang berpendapat seperti ini berdalil dengan firman
Allah Ta’ala,
كَلَّا
إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu
benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka” (QS. Al-Muthaffifin
[83]: 15).
Maksudnya, orang-orang kafir tidak akan melihat wajah Allah Ta’ala
di akhirat. [1]
Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ إِنَّمَا
أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ
مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ
جَمْعًا وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
“Qarun berkata, ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku.’ Dan apakah ia tidak mengetahui bahwa Allah
sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan
lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang
yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka” (QS. Al-Qashash [28]: 78).
Mereka juga berdalil dengan firman Allah Ta’ala,
وَلَا
يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا
يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat. Dan tidak (pula) akan mensucikan
mereka. Bagi mereka azab yang pedih” (QS. Ali ‘Imran [3]: 77).
Mereka berargumentasi bahwa hari kiamat itu seperti sebuah ujian.
Ujian terkadang terdapat pertanyaan dan pembicaraan secara lisan. Namun,
terkadang tidak. Sehingga ayat-ayat di atas tidaklah bertentangan.
Pendapat yang Terpilih dari Dua Pendapat Di Atas
Bahwa orang-orang kafir akan dihisab di akhirat untuk menunjukkan
atau menampakkan amal perbuatan mereka dan membalasnya, sebagaimana hal ini
ditunjukkan dalam surat Al-An’am ayat 30 di atas. Sebagaimana juga ditunjukkan
oleh firman Allah Ta’ala,
يُنَبَّأُ
الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ
“Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah
dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.” (QS. Al-Qiyamah [75]: 13)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,
لا يسألون سؤال
شفقة ورحمة وإنما يسألون سؤال تقريع وتوبيخ
“Mereka tidaklah ditanya dalam rangka belas kasihan atau
memberikan rahmat Mereka itu hanyalah ditanya dalam rangka mencela dan
merendahkan mereka, mengapa kalian berbuat seperti ini dan seperti itu?” [2]
Al-Hasan rahimahullah berkata,
لا يسألون سؤال
استعلام وإنما يسألون سؤال تقريع وتوبيخ
“Mereka tidaklah ditanya dalam rangka meminta pengakuan (atau
persetujuan). Akan tetapi, mereka hanyalah ditanya dalam rangka mencela dan
merendahkan mereka” [3]
Mereka tidaklah dihisab dalam rangka menampakkan dan meminta
pengakuan atas amal baik dan amal buruk, karena orang-orang kafir tidaklah
memiliki amal kebaikan sedikit pun. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَدِمْنَا
إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan” (QS. Al-Furqan [25]:
23).
Dan di antara faidah dari hisab mereka pada hari kiamat adalah dilipatgandakannya
adzab dan hukuman bagi yang semakin bertambah kekafirannya, karena neraka
itu berlapis-lapis. Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ كَفَرُوا
وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا
كَانُوا يُفْسِدُونَ
“Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan (siksaan yang
berlipat ganda, pen.) disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan” (QS.
An-Nahl [16]: 88).
Wallahu a’lam. [4]
هَٰذَا يَوۡمُ لَا يَنطِقُونَ * وَلَا يُؤۡذَنُ
لَهُمۡ فَيَعۡتَذِرُونَ * وَيۡلٞ يَوۡمَئِذٖ لِّلۡمُكَذِّبِينَ * هَٰذَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِۖ
جَمَعۡنَٰكُمۡ وَٱلۡأَوَّلِينَ * فَإِن كَانَ لَكُمۡ كَيۡدٞ فَكِيدُونِ * وَيۡلٞ
يَوۡمَئِذٖ لِّلۡمُكَذِّبِينَ *
(Inilah hari yang (di dalamnya) mereka tidak dapat
berbicara dan tidak diizinkan meminta uzur sehingga mereka (dapat) meminta
uzur. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.
Inilah hari keputusan. (Pada hari ini) Kami mengumpulkan kalian dan orang-orang
terdahulu. Jika kalian mempunyai tipudaya, lakukanlah tipudaya kalian itu
terhadap-Ku. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang
mendustakan (QS al-Mursalat [77]: 35-40).
Hari
kiamat digambarkan penuh dengan kengerian. Dalam beberapa keterangan
tentang hari kiamat di Alquran, Allah SWT berfirman:
يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ
يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ
"(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke
belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab)
Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun
yang akan memberi petunjuk." (QS Ghafir:33)
Firman Allah SWT lainnya:
اسْتَجِيبُوا لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ
يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ ۚ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ
يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ
"Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari
Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh
tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari
(dosa-dosamu)." (QS Al Syura:47)
Allah SWT berfirman:
يَوْمَئِذٍ
يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّىٰ بِهِمُ الْأَرْضُ
وَلَا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثًا
"Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun." (QS An Nisa:42)
"Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun." (QS An Nisa:42)
Namun, pada hari kiamat ada tiga orang yang tidak akan mengalami ketakutan pada hari kiamat. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad yang menyebutkan:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْهًما قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاَثَةٌ لَا
يَهُوْلُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ وَلَا يَنَالهُمُ الحِسَابُ هُمْ عَلى كَثِيبٍ
مِنْ مِسكٍ حَتَّى يُفْرَغَ مِنْ حِسَابِ الخَلائِقِ رَجُلٌ قَرأَ القُرآنَ
ابْتِغَآْءَ وَجْهِ اللهِ وَاَمَّ قَوْماً وَهُمْ بِهِ رَاضُوْنَ وَدَاعٍ
يَدْعُوْنَ إلى الصَّلواتِ ابْتِغآء وجْهِ اللهِ وَرَجُلٌ اَحْسَنَ فِيْمَا
بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَوَالِيهِ. (رواه الطبراني في معاجم الثلاثة).
Dari
Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang tidak akan
mengalami ketakutan pada hari yang sangat menakutkan dan mereka tidak akan
dihisab, mereka berada diatas tumpukan kasturi hingga selesai hisab terhadap
semua manusia: (1) Seseorang yang membaca Alquran semata-mata
mengharap ridha Allah, dan ia mengimami suatu kaum sedang mereka menyukainya;
(2) Dai yang mengajak shalat semata-mata mengharap ridha Allah SWT; (3) Orang
yang menjaga hubungan baik antara ia dengan tuannya dan antara ia dengan
bawahannya.” (HR Thabrani)
Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitabnya yang berjudul Fadhilah Amal menerangkan, adakah seorang muslim yang tidak menyadari, bahkan tidak memikirkan tentang kehebatan, kesedihan, kengerian, bencana, dan kesusahan hari Kiamat? Jika ada sesuatu yang dapat membuat kita tenang dari bencana hari Kiamat, maka hal itu lebih berharga daripada beribu-ribu kenikmatan dan berjuta-juta kesenangan.
"Sungguh ia telah mendapat kebahagiaan yang sangat besar apabila ketenangan itu ditambah dengan kegembiraan dan kesenangan," kata Maulana Zakariyya.
Menurut Maulana Zakariyya, sungguh celaka dan merugi orang yang mengira bahwa membaca Alquran adalah perbuatan sia-sia dan membuang-buang waktu. Tertulis dalam Mu’jiam al Kabir bahwa perawi pertama dalam hadits di atas ialah Abdullah bin Umar r.huma yang ia mengatakan, “Apabila aku tidak mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW sekali lagi, sekali lagi, sekali lagi, sekali lagi, (diulang sampai 7 kali), maka aku tidak akan meriwayatkannya."
Ayat 98
Allah Swt. berfirman, ditujukan kepada penduduk Mekah
dari kalangan orang-orang musyrik Quraisy dan para pengikutnya yang menyembah
berhala seperti mereka.
{إِنَّكُمْ
وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ}
Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain
Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya:
98)
· Ibnu Abbas mengatakan yang
dimaksud dengan hasab ialah bahan bakar yang menambah besar api Jahanam.
Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ}
yang
bahan bakarnya manusia dan batu. (Al-Baqarah:
24)
· Ibnu Abbas telah mengatakan pula
bahwa hasabu jahannam artinya pepohonan neraka Jahanam.
· Menurut riwayat yang lainnya, hasabu
jahannam artinya kayu bakar neraka Jahanam dengan bahasa orang-orang
Indian.
· Mujahid dan Ikrimah serta Qatadah
mengatakan kayu bakarnya, dan hal yang sama telah disebutkan di dalam qiraat
Ali dan Aisyah r.a. Ad-Dahhak mengatakan bahwa hasabu jahannam artinya
sesuatu yang diumpankan kepada neraka Jahanam. Hal yang sama telah dikatakan
oleh yang lainnya, pada kesimpulannya makna masing-masing berdekatan.
Firman
Allah Swt.:
{أَنْتُمْ
لَهَا وَارِدُونَ}
Kalian pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98)
Artinya, kalian pasti memasukinya.
Mengerikan, Ini Lah Luasnya Neraka Jahanam
sampai Nabi Muhammad pun Menangis
Neraka
merupakan suatu tempat mengerikan yang disediakan Allah untuk umat manusia
setelah hari kiamat tiba. Berdasarkan riwyat dari Yazid Arraqqasyi dari
Anas bin Malik ra. berkata:
· Jibril datang kepada Nabi SAW pada waktu yang
ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi
SAW: ‘Mengapa aku melihat kau berubah muka?’
· Jawabnya: ‘Ya Muhammad, aku
datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka
tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka
Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar
untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.’
· Lalu Nabi SAW bersabda: ‘Ya Jibrail, jelaskan
padaku sifat Jahannam itu.’
-
Jawabnya:
‘Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu
tahun, sehingga merah,
-
kemudian
dilanjutkan seribu tahun sehingga putih,
-
kemudian
seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan
baranya.
-
Demi
Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan
terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia
semuanya karena panasnya.
-
Demi
Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu
baju ahli neraka itu
digantung di antara langit dan bumi, niscaya akan mati penduduk bumi karena
panas dan basinya.
-
Demi
Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu
pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Qur’an itu diletakkan di atas
bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke tujuh.
-
Demi
Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan
seorang di hujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di
hujung timur karena sangat panasnya,
-
Jahannam
itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air
panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api.
· Api neraka itu ada
tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki
dan perempuan.’
Nabi SAW
bertanya: ‘Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?’
-
Jawabnya:
‘Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke
pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70
kali ganda.’ (artinya: yaitu yang lebih bawah lebih panas)
Tanya
Rasulullah SAW: ‘Siapakah penduduk masing-masing pintu?’
Jawab
Jibril:
-
‘Pintu
yang terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yang kafir setelah
diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa AS. serta keluarga Fir’aun namanya
Al-Hawiyah.
-
Pintu
kedua tempat orang-orang Musyrikin bernama Jahim
-
Pintu
ketiga tempat orang Shobi’in bernama Saqar.
-
Pintu ke
empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha
-
Pintu
kelima orang Yahudi bernama Huthomah.
-
Pintu ke
enam tempat orang Nasara bernama Sa’eir.’
-
Kemudian
Jibril diam sejenak. Segan pada Rasulullah SAW, sehingga ditanya: ‘Mengapa
tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?’
-
Jawabnya:
‘Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belum
sempat bertaubat.’
Maka
Nabi SAW jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril
meletakkan kepala Nabi SAW di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah
sadar Nabi SAW bersabda:
‘Ya Jibril,
sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku
yang akan masuk ke dalam neraka?’
Jawabnya:
‘Ya, yaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu.’
Kemudian
Nabi SAW menangis, Jibrail juga menangis, kemudian Nabi SAW masuk ke dalam
rumahnya dan tidak keluar, kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak
berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada
Allah
Dari
Hadits Qudsi:
Bagaimana
kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan
panasnya terik matahari-Ku.
Neraka
Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
Setiap
tingkat mempunyai 70,000 daerah
Setiap
daerah mempunyai 70,000 kampung
Setiap
kampung mempunyai 70,000 rumah
Setiap
rumah mempunyai 70,000 bilik
Setiap
bilik mempunyai 70,000 kotak
Setiap
kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
Di bawah
setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
Di dalam
mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam
pekat
Juga di
bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
Setiap
rantai diseret oleh 70,000 malaikat
Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah Ayat 159:
Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan dari
keterangan-keterangan dan petunjuk hidayat, sesudah Kami terangkannya kepada
manusia di dalam Kitab Suci, mereka itu dilaknat oleh Allah dan dilaknat oleh
sekalian makhluk.”
Ayat 99
99.
andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. dan
semuanya akan kekal di dalamnya.
Yakni seandainya berhala-berhala dan sekutu-sekutu itu
yang kalian sembah selain Allah adalah benar sebagai tuhan-tuhan tentulah
mereka tidak akan masuk neraka.
{وَكُلٌّ
فِيهَا خَالِدُونَ}
Dan semuanya akan kekal di dalamnya. (Al-Anbiya: 99)
Yakni para penyembah dan semua yang mereka sembah
(selain Allah) berada di dalam neraka untuk selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar